Kebahagiaan Walau Tanpa Smartphone


Faktaanak.com - Aku merupakan anak yang beruntung karena lahir di akhir era tahun 1990, sekali lagi aku merasa beruntung karena aku dilahirkan di pinggiran kota Surabaya yang belum begitu merasakan globalisasi saat aku masih kecil. Saat aku masih berusia dua tahun, masih terbesit di pikiranku sampai sekarang ketika aku diajak Kakekku berkeliling pinggiran kota Surabaya naik sepeda, saat itu masih banyak sawah dan sungainya pun masih bersih, kami berdua berhenti sejenak untuk makan rawon di pinggir jalan, dahulu sanitasi udara disini masih bagus tidak penuh asap kendaraan seperti sekarang, dahulu harga rawon yang dibelikan Kakekku hanya ratusan rupiah seporsi, walaupun tidak mewah tapi aku masih ingat rasa kebahagiaan itu, aku ingat sekali ketika disuapi oleh Kakekku. 

Bermain Bersama Kakek

Setelah kenyang makan rawon, Kakekku mengajakku membeli es krim, dahulu ada es potong yang sangat terkenal harganya sangat murah sekali, tidak tanggung-tanggung Kakek membelikanku dua potong es krim, sempat teringat dulu Kakek pernah membisikan suatu kata,”Jangan bilang Mamamu ya kalau habis makan es krim, nanti Kakek dimarahi Mamamu.” Kadang ketika diingat-ingat lagi hal itu sangat lucu sekali. Selain itu, sebelum Kakekku meninggal beliau sangat sering sekali mengunjungiku waktu kecil karena aku adalah satu-satunya cucu lelakinya saat itu, Kakek dan Nenekku selalu membawakan makanan favoritku yaitu rawon dan soto ayam, rasanya terharu dan senang ketika mengingat hal itu. Dan juga dahulu aku sering sekali diajak naik mobil angkot keliling Surabaya oleh Kakekku, melihat pawai dan keliling-keliling balai kota.

Waktu terus berputar saat aku berusia tiga tahun Kakekku meninggal, Kakekku meninggal karena penyakit dalam, saat itu aku masih belum mengerti arti kesedihan tapi ketika Kakek tidak ada aku merasakan kesepian karena aku selalu diajak bermain oleh Kakek. Disaat itu juga aku mulai mengenal hiburan baru kartun dan sinema untuk anak-anak di stasiun televisi swasta. Dahulu yang terkenal adalah Teletubies, Power Ranger, Shincan, Doraemon, Tsubasa, Dragon Ball, Yu-Gi-Oh dan masih banyak lagi, setiap hari aku selalu melihat salah satu dari banyak judul itu bersama temanku di rumah rasanya tidak mau melewatkan satu episode pun, setelah melihat kami selalu berkumpul di lapangan dan bercerita mengenai episode yang baru dilihat, ada temanku yang berdebat karena menduga-duga episode selanjutnya sampai ada yang bertengkar, tapi bertengkar sebentar setelah itu berbaikan lagi, ya itulah masa kecil dahulu ketika bertengkar tidak sampai dibawa ke hati. Selain itu, dahulu selokan daerah rumahku masih sangat jernih dan masih banyak sekali ikannya, bahkan ikan nila pun ada di selokan. 

Tim Pencari Ikan

Aku dan teman-temanku dahulu membuat tim pencari ikan di selokan, setiap siang hari kami selalu menyiapkan peralatan mencari ikan mulai dari jaring ikan dan ember. Aku dahulu selalu yang masuk dalam selokan dan menutup jalannya ikan supaya tidak bisa lari dari kami, saat paling menyenangkan adalah ketika bisa mendapatkan ikan nila dari selokan dan setelah itu dibakar dimakan bareng-bareng, walaupun rasanya tidak enak tapi karena kebersamaan waktu kecil jadi enak saja rasanya. Dahulu karena aku keseringan masuk ke selokan, akhirnya kakiku terkena penyakit kulit gatal-gatal dan membekas di kaki, karena penyakit kulit itu aku berhenti mencari ikan di selokan lagi dan aku pun menemukan kegiatan berburu yang lebih asik yaitu mencari kumbang, karena rumahku dahulu sawahnya masih banyak jadi masih banyak jenis kumbang yang hidup liar, setiap siang aku mengajak temanku untuk berburu kumbang di sawah, alat yang kami bawa hanya kresek untuk tempat kumbangnya untuk menangkapnya kami hanya menggunakan tangan kosong, memang saat masih kecil kebanyakan kita memiliki keahlian yang luar biasa.

Permainan Tradisional

Permainan tradisional, ya jadi semakin bertambah umurku aku mulai mengenal banyak permainan tradisional dan selalu kumainkan dengan temen-teman masa kecilku setiap malam hari. Jadi dahulu kami memainkan permainan petak umpet, benteng-bentengan, patil lele, gobak sodor, kelereng dan masih banyak lagi. Tetapi permainan yang sangat berkesan adalah benteng-bentengan dan petak umpet, karena kedua permainan ini membtuhkan ketangkasan fisik dan kecepatan berlari yang luar biasa. 

Untuk yang petak umpet kita harus punya keahlian berkamuflase dengan lingkungan, pernah temanku bersembunyi di dalam tong sampah, di kerumunan pohon manga, di dalam selokan dan tempat-tempat aneh yang tidak terpikirkan sebelumnya, sempat ada temanku yang bersembunyi di rumah tua yang penghuninya sudah tua dan memelihara anjing, sewaktu temanku ketahuan tempat persembunyiannya dia berteriak dan anjingnya terbangun, dan hal yang tidak disangka adalah anjingnya tidak dirantai atau diikat sehingga kami yang bersembunyi di sekitar situ juga takut dan lari karena anjingnya mengejar kami, kemudian kami melompati selokan besar supaya aman dari kejaran anjing dan lucunya ada temanku yang kecil terpeleset di pinggir selokan akhirnya tercebur, dan saat itu juga rasa takut dikejar anjing pun hilang dan berubah jadi tawa yang tiada henti. 


Pengalaman Seram saat Bermain

Kemudian ada pengalaman lagi saat petak umpet, pengalaman itu aku rasakan sendiri yaitu waktu aku disuruh mencari anak yang belum ditemukan aku melewati gang yang sepi kebetulan main petak umpetnya saat itu malam hari jadi gang itu terasa sangat sepi, kemudian aku berteriak memanggil nama anak yang aku cari, tidak sengaja aku melihat banyak sosok anak kecil bertumpuk-tumpuk di balik tembok suatu rumah, aku hampiri ternyata tidak ada siapapun, kemudian paginya aku menceritakan hal itu ke orang tuaku ternyata yang aku lihat semalam adalah makhluk ghaib penunggu gang itu, jadi secara tidak sengaja aku bisa melihat makhluk ghaib dan aku tidak takut karena belum tahu, mungkin lain kali aku harus mengajak teman untuk mencari anak yang belum ditemukan saat petak umpet. 


Permainan Strategi Tradisional

Selain petak umpet dan benteng-bentengan aku dulu juga main gobak sodor, mungkin kebanyakan orang juga mengenal permainan ini, ya jadi permainan ini adalah permainan tim yang membutuhkan strategi dan komunikasi yang sangat bagus jadi sebelum memulai permainan biasanya kami melakukan penyusunan strategi dahulu dan membuat peran masing-masing, dahulu hal yang tidak terlupakan adalah memakai tepung di tangan sebelum bermain supaya terlihat jika terkena si penjaga, jadi setelah bermain gobak sodor baju kami selalu penuh tepung dan itu sudah jadi identitas wajib setelah bermain gobak sodor.

Memasuki Dunia Sekolah

Setelah memasuki dunia sekolah aku mulai memiliki banyak teman dari berbagai lingkungan dan kreativitasku semakin berkembang, dahulu di rumahku ada sebuah rawa kecil yang bersih dan banyak ikannya biasanya didatangi orang untuk memancing ikan, aku dan teman-temanku dulu berpikiran untuk membuat rakit supaya bisa menuju ke tengah dan memancing di tempat yang strategis, kami akhirnya mulai membuat rakit dengan bahan dasar bambu dan rotan untuk mengikatnya, kami meminta tolong orang tua kami untuk arahannya, setelah lama proses membuat akhirnya rakit itu jadi dalam waktu seminggu, ya bentuknya sangat sederhana dan memiliki batas penumpang juga, tiap hari rakit itu kami pakai untuk mengarungi rawa dan memancing, dua minggu pemakaian rakit masih normal dan layak dipakai semakin lama dipakai rakit itu menjadi tidak layak dipakai karena terlalu beratnya bobot yang diterima rakit setiap hari akhirnya minggu keempat kami tetap memakai untuk mengarungi rawa dan memancing, kemudian hal yang ditakutkan pun terjadi salah satu temanku pancingnya disambar ikan nila kemudia sedikit ditarik oleh ikan dan posisi rakit kami tidak imbang akhirnya rakit kami terbalik dan kami semua tenggelam dalam rawa, ya memang menakutkan tercebur dalam rawa yang cukup dalam tapi pengalaman itu sangat seru dan tidak mungkin terulang lagi saat ini. 

Kemudian setelah rakit itu rusak kami mulai mecoba bermain bola kampung di lapangan balai RW, awalnya aku tidak bisa bermain sepak bola dan selalu disuruh untuk mengambil bola yang keluar lapangan, lambat laun aku mempelajari permainan sepak bola ini, akhirnya aku diajak bermain sebagai kiper dan itu pun juga masih disuruh mengambili bola yang keluar lapangan ya resiko jadi kiper, kemudian setelah mulai bisa memahami arti bermain bola aku dijadikan jadi posisi bek, nah untuk posisi bek ini bertahan sampai sekarang karena aku sangat menjiwai ketika bermain bola di posisi bek dan juga dulu teman-temanku tidak ada yang bisa melewatiku ketika aku jadi bek, sampai aku dijuluki si tembok cina. 

Ya mendapat julukan itu memang sangat bangga apalagi waktu masih kecil bisa membuatku semakin termotivasi untuk jadi yang terbaik. Waktu di sekolah aku belum berani bermain bola karena aku waktu itu belum menemukan teman yang suka bermain bola, tetapi aku di sekolah dulu bermain Tamiya sejenis mobil mainan elektrik yang lagi terkenal saat itu, ya kami bermain Tamiya setiap istirahat sampai ada yang membawa jalur lintasan balapnnya supaya bisa adu kecepatan, sempat terkenal dulu dinamo untuk Tamiya namanya dynamo setan warnanya merah, dynamo itu bisa membuat Tamiya kita melaju sangat kencang dan dulu dynamo setan itu sangat sulit dicari karena permintaan yang banyak dan stoknya yang sedikit. Tapi walaupun tanpa dynamo setan bermain Tamiya pun tetap seru karena lagi tren di jaman itu. Disaat itu pula aku pernah memenangkan permainan tarik tali yang dibawahnya menggantung banyak hadiah, saat itu aku sudah mengetahui cara mendapatkan hadiah Tamiya, yaitu aku urutkan tali yang mengantung Tamiyanya dari bawah ke atas setelah itu ketemu talinya aku tarik, dan saat aku tarik benar dugaanku, aku mendapatkan Tamiya, sampainya dirumah aku meminta tolong Papaku untuk dirakitkan dan kupakai adu cepat dengan teman sekolahku.

Permainan Jaman Dulu yang Menyenangkan

Permainan di jaman SD sangatlah banyak, terutama dahulu yang lagi naik daun adalah koleksi stiker Digimon dan Naruto di suatu buku yang dibeli di penjual mainan, jika ada anak yang koleksi stikernya sudah lengkap maka bisa ditukar dengan hadiah yang sesuai. Tapi, koleksi stiker seperti itu sangatlah membuang uang karena dahulu kami selalu ingin membeli koleksi stikernya sebanyak mungkin supaya bisa sesegera mungkin menukarkan hadiahnya, pernah suatu hari karena sangat termotivasinya diriku dalam mengumpulkan stiker itu sampai aku rela berjualan koran keliling setiap hari minggu demi mendapatkan uang jajan lebih supaya aku bisa membeli stiker sebanyak mungkin, saat berjualan koran keliling itu banyak sekali pengalaman yang aku dapat, mulai diajak bertengkar oleh pedagang koran lain, kehujanan sampai koran yang aku jual basah semua dan juga aku pernah ditipu pelanggan sehingga uang yang kudapatkan sangat sedikit. 

Semua yang aku dapatkan saat berjualan koran itu sangatlah penting, aku belajar banyak darisitu aku tahu cara menghitung uang dengan benar, aku tahu betapa sulitnya mencari uang dan yang paling penting adalah jika kita ingin memperoleh sesuatu itu kita harus kerja sekeras mungkin. Akhirnya yang aku inginkan yaitu hadiah dari koleksi stiker itu terwujud, aku mendapatkan Gameboy ya mungkin sekarang sudah tidak seberapa tapi dahulu itu sangat menyenangkan dan bangga rasanya bisa mendapatkan keinginan kita dengan usaha kita sendiri.


Kesenangan pada Bulan Puasa

Dahulu waktu bulan puasa aku dan teman-temanku sangat gembira karena banyak kegiatan yang hanya bisa dilakukan waktu bulan puasa ya aku mau cerita tentang bulan puasaku dulu bersama teman-temanku. Awal bulan puasa merupakan hari paling semngat-semangatnya menjalani puasa, ya kami saat itu sangat semangat jadi di sahur hari pertama kami sudah mulai membangun tetangga-tetangga dengan berbagai alat perkusi dan beberapa alat musik tradisional, itu merupakan hal paling seru ya sangat seru jadi kami bangun pukul dua pagi kemudian berkumpul di salah satu rumah teman kami, dan mulailah aksi kami membangunkan warga. Lucunya reaksi warga yang kami bangunkan saat itu sangat berbeda-beda ada yang marah karena bising ada yang merasa terbantu dan ada lagi yang tidak bangun hehehe. Setelah membangunkan warga kami baru sahur di rumah masing-masing, kagiatan kami tidak berhenti setelah sahur, kami pun melanjutkannya sholat shubuh di masjid kemudian setelah sholat shubuh kami berkumpul di pos untuk bermain kartu sampai matahari terbit, saat fajar mulai muncul kami bergegas menuju sawah untuk bermain petasan bumbung yang terbuat dari bambu dan karbit, ya kami sudah menyiapkan bahannya dari kemarin jadi sekarang tinggal memainkannya. 

Cara memainkannya cukup mudah tapi harus hati-hati kita harus memotong bambu tua dan memberi lubang kecil pada pangkalnya, setelah dilubangi kita memasukan karbit dan air dalam batang bambu itu dan tutup semua lubang yang ada di bambu itu, tunggu beberapa menit sampai air karbit itu mengeluarkan suhu panas, jika sudah mengeluarkan suhu panas bukalah penutu lubang pada bambu tadi dan sulutlah api dari lubang kecil yang dibuat di pangkal bambu, kemudian tunggu sebentar maka akan keluar suara menggelegar dari bambu tersebut, ya itulah yang dinamakan petasan bumbung, permainan yang selalu rutin dimainkan saat bulan puasa, selesai bulan puasa jika ingin bermain petasan bumbung rasanya kurang pas hehe. 

Kemudian menjelang sore menuju maghrib kami ngabuburit dengan besepeda mencari penjual petasan yang nantinya akan dimainkan setelah tarawih, capek sih tapi entah mengapa rasa capek itu tidak terasa, mungkin karena terlalu asik bermain sehingga kami pun tidak merasa capek ataupun lapar, saat mendekati adzan maghrib kami berkumpul di masjid untuk meminta takjil yang disiapkan masjid kenapa kami memilih takjil di masjid karena biasanya takjilnya itu jumlahnya banyak dan bervariasi, anak kecil mana yang tidak tertarik mengambil takjilnya hehe, setelah adzan kami memakan takjil itu kemudian sholat maghrib berjamaah dan pulang, saat di rumah aku makan lagi karena tidak kenyang jika hanya memakan takjil dari masjid, setelah makan di rumah aku tidak istirahat aku langsung mengambil sarung dan bergegas ke masjid sambil menunggu waktu isya, aku mengikuti sholat tarawih sampai akhir dan mendengarkan khotbahnya juga, ya ini adalah hal yang paling diingat ketika bulan puasa yaitu buku pondok romadhon yang isinya berupa kumpulan pengetahuan mengenai bulan puasa dan di bagian belakang ada kolom tanda tangan khotib dan judul materi saat kotbah tarawih, ya kolom inilah yang membuat aku dan teman sejawatku fokus mendengarkan isi khotbah dari khotib saat tarawih, setelah tarawih jangan lupa meminta tanda tangan khotibnya, tapi aku dulu pernah mengarang tanda tangan khotibnya, karena beliau saat itu langsung pulang setelah tarawih selesai hehe. Kegiatanku di bulan ramadhan sangatlah seru dan aku dulu tidak pernah bosan melakukan rutinitas seperti itu setiap harinya karena aku punya banyak teman di lingkungan rumahku.

Memasuki Zaman Globalisasi

Menjelang masa baligh aku sudah mulai bermain playstation dua dan bermain sepak bola di sekolah, mungkin di jaman itu globalisasi mulai gencar masuk di lingkunganku sehingga aku pun ikut terpengaruh. Ya saat itu playstation dua merupakan hal yang istimewa dan aku pun dulu hanya memiliki playstation satu yang sudah ketinggalan jaman saat itu, dahulu aku bermain playstation dua hanya lewat rental karena belum mampu dibelikan orang tua, memang sangat seru bermain playstation tapi aku tidak diperbolehkan lama-lama bermain playstation oleh orang tuaku karena bisa membuat aku kecanduan dan malas belajar, tapi untungnya dulu walaupun aku sering bermain playstation nilaiku tetap baik dan dapat rangkin di kelas, jadi orang tuaku tetap tenang saat itu. Kemudian selain bermain playstation, saat mau lulus SD aku sangat suka bermain bola dan akhirnya di sekolah dulu ada eskul futsal, ya aku sangat terbantu dengan eskul itu, aku bisa menyalurkan hobiku, aku ditempatkan di posisi bek sama seperti jika bermain di rumah, dahulu aku sempat ikut turnamen futsal se-Kecematan dan alhamdulillah lolos babak perempat final waalupun tidak juara rasanya senang sekali karena bisa membawa nama sekolah saat berlomba. 

Pengalaman Masa Kecil

Pengalaman masa kecil itulah yang sangat kuingat sampai saat ini, yang bisa kubuat cerita indah untuk siapapun, banyak hal yang bisa kupelajari dari pengalaman masa kecilku itu, banyak pengalaman sedih dan senang yang kualami, tanpa pengalaman masa kecil seperti itu mungkin aku tidak bisa seperti sekarang, tanpa pengalaman sedih di masa lalu pasti nanti kita akan langsung terpukul ketika dihadapkan suatu masalah dan jika tanpa pengalaman bahagia mungkin kita tidak akan bisa membuat orang disekitar kita menjadi bahagia, jadi inilah ceritaku dulu waktu menjadi anak-anak dan mungkin akan ada kesamaan pengalaman dari tiap individu tapi yang membedakan dari tiap indvidu adalah rasanya, tempatnya dan siapa-siapa saja sosok yang menemani kita saat berada di pengalaman itu. Karena orang yang ada di sekitar kita itu sangat berpengaruh bagi kehidupan masa depan kita, jadi jangan sampai salah memilih pergaulan dalam hidup dan tetap patuh dengan segala perkataan orang tua.

Demikianlah tulisan Kebahagiaan Walau Tanpa Smartphone yang saya buat, mohon maaf jika ada kesalahan dan terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi para pembaca. Penulis dalam artikel ini adalah Favian Rafif Firdaus. Trimakasih.

1 Komentar untuk "Kebahagiaan Walau Tanpa Smartphone"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel